- Back to Home »
- Artikel , Politik »
- Siapa Sebenarnya Pemilik Partai Politik??
Posted by : Unknown
Thursday, 13 March 2014
Siapa yang sebenarnya memiliki sebuah partai politik? Karena lihatlah, bukankah ada banyak partai politik di negeri ini yang tidak ubahnya seperti kerajaan. Pucuk pimpinannya adalah Ratu, mewarisi kedudukan itu dari orang tuanya, dan orang tuanya mewariskan posisi itu ke anak-anaknya? Lantas orang-orang disekitarnya adalah keluarga dekat, kerabat, sanak famili, yang bisa merangsek ke posisi penting tanpa harus susah payah meniti karir politik. Apa kata Ratu, semua anggota harus dengar. Apa kata Ratu, semua anggota harus tunduk. Omong kosong semua kongres, musyawarah, rapat, dan sebagainya, omong kosong. Titah Ratu adalah segalanya, di atas suara seluruh anggota partai. Ini membingungkan, apakah partai itu sebuah kerajaan? Bukan lembaga paling demokratis di alam demokrasi?
“Siapa yang sebenarnya memiliki
sebuah partai politik? Karena lihatlah, bukankah ada banyak partai
politik di negeri ini yang tidak ubahnya seperti perusahaan. Manajemen
eksekutifnya adalah presiden direktur. Dia memenangkan kompetisi
pemilihan ketua partai dengan investasi, menyumpal seluruh pemilik
suara, lantas seperti sudah membeli saham mayoritas, seluruh partai
kemudian menjadi milik pribadinya. Apa kata presiden direktur, semua
anggota harus taat. Dia bisa memecat siapapun yang berseberangan
pendapat, dia bisa melakukan apapun. Di mana letak demokrasinya? Jika
partai politik sendiri tidak lebih adalah perusahaan swasta? Dijadikan
alat kepentingan bisnis, bahkan alat pertikaian, memperebutkan hal lain
yang tidak ada hubungannya dengan partai, seperti menjadikan partai
sebagai alat memperebutkan kompetisi sepak bola.
“Siapa yang
sebenarnya memiliki sebuah partai politik, hadirin sekalian? Siapa?
Bukankah banyak partai-partai yang hanya dikuasai oleh elitenya saja.
Apa kata elit, semua harus ikut. Jika elit pimpinan partai bilang A,
semua anggota harus bilang A. Jika menolak, ditendang dari kepengurusan,
disingkirkan. Saya sungguh bingung dengan pertanyaan ini, karena
kenyataannya, sebaliknya, siapa yang bekerja paling besar untuk kemajuan
partai? Apakah mereka? Ratu? Presiden direktur? Elit partai?
“Omong kosong. Yang bekerja paling giat, yang berpeluh memasang spanduk,
poster, baliho, membagikan selebaran, berjemur panas-panasan berkumpul
di lapangan, kehujanan, siapa? Kita semua, kader paling rendah dan nista
di mata mereka. Lihatlah, mereka justeru berada di gedung yang mewah,
duduk di bawah tenda, menikmati kudapan lezat, mana peduli kalau kita
susah payah menjaga agar spanduk partai tidak dilepas orang lain. Mana
tahu kalau kita berkali-kali memperbaiki posisi baliho yang dirusak
orang lain.”
“Bukankah kita semua, kitalah kader paling hina yang
bekerja keras siang malam untuk partai? Kita sumbangan uang untuk
partai, kita urunan untuk menyewa bus agar bisa menghadiri rapat
terbuka, kita mengeluarkan uang yang kita miliki demi perjuangan. Lantas
siapa yang menikmatinya, hah? Siapa yang tertawa? Siapa?”
--Tere Liye, novel "Negeri Di Ujung Tanduk"
Post a Comment